Showing posts with label Jurnalistik. Show all posts
Showing posts with label Jurnalistik. Show all posts

September 17, 2014

Pertukaran Budaya Melalui Makanan

Pada tanggal 15 Agustus – 7 September 2014  Summarecon Mal Serpong  mengadakan acara Festival Kuliner dengan tema “Sulawesi Nyamamma’ Pe Sadap”.  Bukan hanya lidah yang di manjakan oleh masakan dari Sulawesi,  konsep dekorasi kios dan suasana yang di bangun  membawa penulis merasa di kota Minang.

Untuk melakukan payment di setiap kios tidak perlu repot mengeluarkan cash, hanya  dengan  1 kartu dengan anda dapat melakukan payment di 90 kios yang ada dari berbagai variasi harga. Minimal kartu seperti Flazz tersebut di isi Rp.50.000, anda dapat melakukan refund pada kasir.

Dari makanan ringan, oleh-oleh khas Sulawesi, makanan berat hingga dessert ini bervariasi harganya.  Kualitas setiap santapan sepertinya worth it dengan harga yang tidak dapat di tawar. Tetapi semua kembali bergantung ke selera pengunjung terhadap rasa masakan. Meskipun festival kuliner ini bertema Sulawesi, banyak makanan non Sulawesi ikut meramaikan kios.

Pangsit Mie Ujung Pandang, Nasi Goreng Merah, Nasi Tude Bakar Rica, Mie Cakalang, Coto Makassar, Tinoransak, Otak-otak Baba The Makassar, Lumpia Sulawesi, Pisang Goreng Sambal Rica, Bubur Manado, Klappertaart, Sop Konro Karebosi, Mapalus Kukis Manado, Dapoer Manado, Nyuknyang, , Nasi Kuning Cakalang, Es Pisang Hijau, Kopi Sulawesi dan Oleh-oleh Sulawesi adalah bagian makanan dari Sulawesi.

Beberapa kios dari non Sulawesi turut serta meramaikan Festival Kuliner. Semarang ), Solo (Tongseng, Serabi Notosuman), (Nasi Goreng Babat, Tahu Bakso), Ungaran (Sate Kempleng, Medan (Martabak, Kue Putu Bambu, Rujak, Cakwe), Jambi (Nasi Minyak), , Bandung (Siomay, Mie Kocok, Ronde Jahe, Es Cendol), Yogya (Gudeg, Bakmi Jawa), Bogor (Asinan), Betawi (Gado-gado, Rujak Juhi, Kerak Telor), Surabaya (Tahu Tek) dan Cirebon (Tahu Gejrot), Bali (Bongkot, Sate Lilit) dan lain-lain.


Selidik punya selidik, acara ini secara rutin sudah di adakan sejak tahun 2011 hingga kini. Meskipun berlokasi di wilayah Tangerang yang berada jauh dari Ibu kota tidak membuat masyarakat dari Jakarta kehilangan minat untuk mencicipi. Setiap hari nya pengunjung selalu ramai, jika weekend pengunjung dipastikan melonjok jauh dari hari biasanya.



March 21, 2014

Writing For Media #5


Champion Series adalah harga mati!

                Terpaut usia yang jauh dengan tim lawan di NBL Indonesia  tak memupuskan asa tim basket Satya Wacana Metro dalam kancahnya di basket profesional.  Mayoritas pemain di tim Satya Wacana Metro adalah mahasiswa yang base camp nya di Salatiga, Jawa Tengah namun ada juga sebagian pemain masih di Bandung.

Yoppie France Giay berusaha menghibndar dari penjagaan tim Garuda
Tri hartanto, Lufti Gunawan, Yosua, Ragil Respati, Firman Dwi Nugroho ,Musthofa Ramadhan merupakan pemain yang masih bertahan di SWM Sejak 2010. Mereka yang meninggalkan SWM sibuk dengan bisnis barunya. Pemain-pemain ini memang tidak diupah secara profesional seperti tim lainnya. Tetapi keuntungan lain yang didapat, mereka menerima beasiswa sepenuhnya dari Universitas Satya Wacana, tepatnya di Fakultas Teknologi Informasi. 

Satya wacana sudah berganti pelatih hingga 3 kali. Danny Kosasih dan Simon Wong menjadi pelatih yang sangat emosional. Berbeda dengan pelatih saat ini, Efry Meldy terlihat dengan sosok tangan dingin dan sering memberikan kejutan kepada penonton bahkan lawan tandingnya.

Bandung SWM memberikan kejutan pada 14 Maret kemarin, di C-Tra Arena. SWM menang dari Bimasakti Nikko Steel Malang dengan skor 67-54 dengan 8 rooster. Sementara pemain lainnya dilanda cidera.

Usia mereka memang muda tetapi ini tidak menjadi alasan mereka untuk kalah dari tim lain. Dari setiap permainan mereka pada musin 2013-2014 ini, Efry Meldy sebagai head coach meracik tak tik untuk membawa SWM ke Champion Series musim ini.
 
Semangat untuk masuk champion series  tahun ini adalah harga mati untuk pemain, pelatih, bahkan tim official yang turut mendukung pemain  untuk meraih mimpi mereka di NBL musim ini. Jadwal latihan setiap pagi tidak membuat para pemain puas. Setelah berlatih dengan tim dan pelatih, latihan tambahan seperti drible, shooting dan apa yang diajarkan oleh pelatih dipelajarinya kembali.

Alhasil banyak yang tidak dapat memastikan permainan SWM di lapangan. Mereka pernah kalah tipis dari tim papan atas seperti Satria Muda dan Aspac. Terkadang SWM memaksa overtime tim papan atas. Selama pemain memiliki semangat juang bersama, tak ada yang berani memprediksikan SWM berada di posisi mana.

  

March 07, 2014

Writing For Media #3

http://hot.detik.com/read/2014/03/07/171825/2519121/230/1/cie-bastian-malu-malu-saat-bertemu-pevita-pearce
http://hot.detik.com/read/2014/03/07/171825/2519121/230/1/cie-bastian-malu-malu-saat-bertemu-pevita-pearce

Di bawah ini, revisi dari naskah yang sudah di upload pada website :


Bastian Malu Saat Bertemu Pevita Pearce
JakartaSalah satu mantan personil boy band  Coboy Junior, Bastian yang beranjak dewasa ternyata menyukai Pevita Pearce.

Jumat (7/3/2014) Tak hanya Bastian yang hadir di acara talk show 'Show Imah' , Pevita Pearce juga hadir tanpa di duga.
Setelah terkejut melihat El dan Rohan yang sudah lama tak bertemu, Bastian juga terkejut dengan datangnya Pevita Pearce.

"Saya dengar Bastian ngefans banget sama artis. Saya kasih bocoran, kira-kira siapa yang Bastian senang banget," goda Soimah.

Mendengar perkataan Soimah, mimik Bastian mendadak terlihat bingung. Bahkan remaja berambut keriting itu pun bertanya-tanya.

"Dia itu suka cewek yang cantik banget," celetuk Rohan, sahabat Bastian.

"Siapa dia? Silakan masuk," ucap Soimah yang disusul dengan kedatangan si cantik Pevita Pearce.
Melihat Pevita yang mengenakan kemeja panjang putih dengan rambut tergerai. Pevita  memeluk Bastian saat melihat mimik bastian yang terkejut dengan kehadiran nya di Show Imah.

Saat commercial break, Bastian memberanikan diri untuk berfoto dan menggoda Pevita.

"Cocok nggak?" goda Bastian yang kemudian merangkul dan duduk di samping Pevita.

"Cocok kok, cocok jadi ade," timpal Pevita sambil membalas rangkulan remaja yang akrab disapa Babas.

Tak ingin kehilangan kesempatan, Bastian segera meminta Deswita untuk memotret dirinya yang sedang dirangkul. Kemudian mereka bergaya.