Short Film by SALT Videography
Tittle : SIAPA DIA?!
Opening: *mall/ kota tua
·
Sedikit musik
1 Hari Minggu sore, di depan pintu masuk mall / Kota Tua
(seorang Bapak tua duduk
dengan baju lusuh, kelaparan, dan memegang handuk kotor kecil , disertai
bungkusan– seorang buruh bangunan)
Cindy
dan Tasya baru saja
keluar mall setelah shopping, sambil tertawa-tawa. Tiba-tiba menabrak Bapak Tua
itu.
Cindy : haissss!!!
Lu ga punya mata yah??!! (sambil membersihkan bajunya, dan merasa jijik karena
bertabrakan dengan bapak itu)
Pak Tua : (sempoyongan dan mencoba
menyeimbangkan tubuhnya, bergegas meraih tangan cindy untuk meminta maaf)
Cindy : (menghindar)
eehh!! Jangan pegang-pegang gua, hush..hush.. sana pergi!!
Bau tau
ga!!
Tasya: Uda
ah Cin, ga usah di hirauin. Yuk kita pulang, tuh ad taksi (memanggil taksi)
*kamera
menuju pak Tua.
Pak Tua : (memegang perutnya dan berjalan
pulang)
2 Di rumah Cindy,
Pak Beni (ayah Cindy) sedang
menonton TV, dengan Bu Lisa (ibu Cindy), lalu cindy keluar.
Cindy : Piiiii…..
(menuju papi nya dengan manja) Bagi uang dong,besok aku mau pergi ke Dufan sama
temen-temen kampus..
Mami : Kemarin
kan sudah dikasih uang sama Papi, kamu jangan boros dong. Sebentar lagi kan
kamu harus bayar kuliah.
Cindy : iihh!!
Mami bawel, aku kan ngomongnya sama papi (memalinghkan mukanya dan kembali
menatap papi)
Papi: Bener
kata mami, kamu harus bisa menggunakan uang dengan bijak, nyari uang kan ga gampang,
harusnya kamu bersyukur dengan keadaan kita ini, coba kamu perhatikan, banyak
orang yang……. (dipotong oleh cindy)
Cindy: Uda
ah!! Semuanya pada ga sayang sama Cindy!! Pelittt smua!! Buat anak satu-satunya
aja kok perhitungan sekali!! (lari ke dalam)
Mami: (suara dalam hati, sambil menatap cindy)
nak, kalau mami dan papi perhitungan, ga
mungkin kamu bisa tumbuh sebesar ini dan hidup berkecukupan. Suatu hari nanti
kamu akan memahami semua ini.
*langit malam, sorot pinggir jalan
3 Di rumah kolong jembatan , dimalam
yang sama.
Pak Tua : (duduk dan merangkul anaknya)
naakk, ayah sudah pulang. Ini ayah bawakan
kamu nasi . (membuka
bungkusan yang berisi nasi dan tempe goreng). Maaf ya, ayah Cuma bisa bawakan ini.
Annisa : gak
apa-apa kok yah, (tersenyum) Ayah sudah makan?
(dengan suara yang lemas)
Pak Tua :
Sudah nakk.. Kamu makan yang banyak yah, lalu tidur.
Annisa : (menganggukan
kepala dan makan dengan lahap) yah,
ibu guru bilang, nilai
nissa bagus loh, mingggu depan ayah diundang
kesekolah untuk apa yah
namanya?? (berpikir) apersasi.. ehh… apre
apa ya yah?
Pak Tua :
apresiasii?
Annisa : ohh
iya iya itu…
Pak Tua : Ya sudah, kamu makan ya, lalu tidur (tersenyum
dan menahan lapar perutnya)
4 Beberapa Minggu kemudian, dipinggir
jalan menuju kampus, pagi hari
Cindy dan Tasya hendak menyebrang jalan sambil bercanda dan tertawa,
tiba-tiba mobil kencang dan mengarah ke Cindy yang melangkah lebih dulu, Tasya
melihatnya dan mendorong Cindy
*Dari jauh, terlihat Pak Tua sedang mengayuh
sepeda
Tasya: (melirik ke mobil—ke Cindy) Ciiinn!! Awassss!!!
*semuanya gelap.
Pak Tua : (tergeletak di pinggir
jalan, sepeda disampingnya)
Cindy & tasya : (terkejut)
Cindy :
Itu kan bapak yang minggu lalu nabrak gua, lu apain dia tas?
Tasya : Tadi
gua mao nolongin elu, trus tiba-tiba ada yang dorong gua dari belakang, tau-tau
bapak itu uda disana.
Awalnya Tasya yang hendak menyelamatkan Cindy, namun tak
disangka Pak Tua itu melihat nya dan menyelamatkan keduanya.
Pengemudi mobil, kabur.
Cindy & Tasya : menghampiri .
Tasya: Astaga!! Gimana nih Cin.??
Cindy : (mengangkat Bapak Itu) Pak, kenapa
Bapak malah menolong kami. Padahal kami jahat sama Bapak.
Pak Tua : (nafas tersengal-sengal,
tersenyum )lain kali lebih hati-hati ya nak, saya punya
anak perempuan seperti kalian, sama seperti saya , orang
tua kalian pasti sedih kalau melihat kalian kenapa-kenapa. Semua orang tua
pasti inginn yang terbaik untuk anaknya, bahkan rela mengorbankan segala
sesuatunya untuk mereka. (menarik napas)
Cindy : Tas, telepon ambulance cepetan!
Pak, sabar yah, kasian
nanti anak Bapak, kalau Bapak gak bertahan.
(diiringi lagu ‘sad
violin’)
Pak Tua : Tolong jemput anak saya
yah de. Sampaikan padanya kalau saya sayang padanya, dia harus rajin belajar,
jangan bersedih, sampaikan maaf saya karena tidak bisa menemaninya lagi (memejamkan matanya, sambil menyerahkan
kertas)
*kertas undangan dengan kop surat nama sebuah sekolah,
dan tercantum note – kalau ayah sempat, datang yah,--
Cindy : Pak !! Bangun!!
*kamera menuju langit
5 sore hari,
setelah mengurus Pak Tua di Rumah Sakit
Cindy : (menuju
sekolah annisa) Kamu Annisa?
Annisa :
(mengangguk)
kakak siapa? Ayah mana? Kenapa ayah ga datang ketemu ibu guru? Trus, Ayah bilang nisa Ga boleh pulang sama
orang lain.
Cindy : (meneteskan
air mata)
Annisa : kenapa kakak menangis?
Cindy : Kalau kakak bpoleh tau, ibu
kamu dimana?
Annisa : kata ayah ,
Ibu ada di surga, aku juga ga tau sih surga itu dimana. Lalu, nanti kita akan
kesana bersama-sama. Tapi, ayah bilang itu masiihh lamaaaaa sekalii… (tersenyum
polos)
Cindy : (menghapus
air matanya ) nissa pulang sama kakak yah, ayah sekarang sedang sama ibu, ayah
minta maaf karena ga bisa ajak nisa, tapi kata ayah, ayah sayaaang sekali sama
nisa, lalu ayah juga bilang nissa pulang sama kakak dulu.
Annisa : (menangis) ayah
nanti datang? Kenapa ayah ga bilang-bilang kalau mau pergi, nisa kan mau ikut.
Nanti nisa sama siapa kalau ga ada ayah.
Cindy : iyah,
kita pulang kerumah kakak dulu yah, Nisa jangan nangis, ada kakak yang akan
menemani nissa. Sekarang, kita kerumah nisa
dulu, ambil barang-barang. Nissa tau jalan kan kerumah?
Annisa : (mengangguk) tapi nisa mau sama
ayah (menangis)
Cindy : (menggendong annisa) *music mulai
6 *music—hero
Cindy
dan Annisa sampai
di kolong jembatan tempat annisa tinggal,
membereskan barangnya (menangis)
#cindy flash back ketika ia masih kecil bersama mami papi nya, ketika ia marah pada mami papi
nya hanya karena uang, lalu mengenang Tasya yang menjadi
sahabatnya
(dikampus main, dirumah curhat) sampai pada kejadian pagi tadi#
*backsound*
“Kini gua mengerti, pahlawan
itu ga Cuma ada di film-film, di negeri dongeng, maupun di jaman penjajahan. Mereka yang ada
disekitar kita tanpa kita sadari. Mereka ga Cuma 1, buat gua pahlwan dalam
hidup kita itu adalah Orang-orang yang rela berkorban buat hidup lu, baik itu
Ortu lu (bayangan ortu
Cindy—mami papi yang kerja keras & ayah annisa), Sahabat lu ( bayangan Tasya), bahkan
bisa saja musuh kita, orang yang kita sepelekan, kita abaikan, kita caci maki (bayangan waktu cindy maki-maki pak tua, lalu pak
Tua nolong Cindy), atau mungkin diri lu sendiri yang menjadi pahlwan
bagi orang lain (bayangan
cindy bawa annisa pulang kerumahnya)
Mereka semua disiapkan Tuhan
untuk kita, disaat-saat yang tak terduga, dan hadir dengan cara yang tak pernah
kita kira. Jika kita peka, maka kita
akan bisa melihat para Hero itu, cause “Every Body Has Heroes””
7 *blackout *
*teks*
Cindy kini bekerja
paruh waktu, untuk bisa membiayai sekolah annisa. Ia menganggap Annisa seperti
adiknya sendiri. Mami dan Papi pun
bangga dengan sikap Cindy yang sudah mandiri sekarang.
*Cindy pulang, disambut Annisa*
Annisa : Kak Cindy!!! (memeluk)
Mami Papi : (melihat.)
-------
THE END -------
Film ke 2 dari SALT PH*
No comments:
Post a Comment