January 28, 2013

Siapa Dia - Ellaine Natalia


Short Film by SALT Videography

Tittle : SIAPA DIA?!


Opening: *mall/ kota tua
·         Sedikit musik
1 Hari Minggu sore, di depan pintu masuk mall / Kota Tua
(seorang Bapak tua duduk dengan baju lusuh, kelaparan, dan memegang handuk kotor kecil , disertai bungkusan– seorang buruh bangunan)

Cindy dan Tasya baru saja keluar mall setelah shopping, sambil tertawa-tawa. Tiba-tiba menabrak Bapak Tua itu.

Cindy :            haissss!!! Lu ga punya mata yah??!! (sambil membersihkan bajunya, dan merasa jijik karena bertabrakan dengan bapak itu)
Pak Tua           : (sempoyongan dan mencoba menyeimbangkan tubuhnya, bergegas meraih tangan cindy untuk meminta maaf)
Cindy :            (menghindar) eehh!! Jangan pegang-pegang gua, hush..hush.. sana pergi!!
Bau tau ga!!
Tasya:              Uda ah Cin, ga usah di hirauin. Yuk kita pulang, tuh ad taksi (memanggil taksi)
*kamera menuju pak Tua.
Pak Tua           : (memegang perutnya dan berjalan pulang)


2 Di rumah Cindy,
Pak Beni (ayah Cindy) sedang menonton TV, dengan Bu Lisa (ibu Cindy), lalu cindy keluar.

Cindy :            Piiiii….. (menuju papi nya dengan manja) Bagi uang dong,besok aku mau pergi ke Dufan sama temen-temen kampus..
Mami :            Kemarin kan sudah dikasih uang sama Papi, kamu jangan boros dong. Sebentar lagi kan kamu harus bayar kuliah.
Cindy :            iihh!! Mami bawel, aku kan ngomongnya sama papi (memalinghkan mukanya dan kembali menatap papi)
Papi:                Bener kata mami, kamu harus bisa menggunakan uang dengan bijak, nyari uang kan ga gampang, harusnya kamu bersyukur dengan keadaan kita ini, coba kamu perhatikan, banyak orang yang……. (dipotong oleh cindy)
Cindy:             Uda ah!! Semuanya pada ga sayang sama Cindy!! Pelittt smua!! Buat anak satu-satunya aja kok perhitungan sekali!! (lari ke dalam)
Mami:             (suara dalam hati, sambil menatap cindy) nak, kalau mami dan papi perhitungan, ga mungkin kamu bisa tumbuh sebesar ini dan hidup berkecukupan. Suatu hari nanti kamu akan memahami semua ini.
 
*langit malam, sorot pinggir jalan
3 Di rumah kolong jembatan , dimalam yang sama.
Pak Tua           :  (duduk dan merangkul anaknya) naakk, ayah sudah pulang. Ini ayah bawakan
kamu nasi . (membuka bungkusan yang berisi nasi dan tempe goreng). Maaf    ya, ayah Cuma bisa bawakan ini.
Annisa             : gak apa-apa kok yah, (tersenyum) Ayah sudah makan?
(dengan suara yang lemas)
Pak Tua           : Sudah nakk.. Kamu makan yang banyak yah, lalu tidur.
Annisa             : (menganggukan kepala dan makan dengan lahap) yah, ibu guru bilang, nilai
  nissa bagus loh, mingggu depan ayah diundang kesekolah untuk apa yah   
   namanya?? (berpikir) apersasi.. ehh… apre apa ya yah?
Pak Tua           : apresiasii?
Annisa             : ohh iya iya itu…
Pak Tua           : Ya sudah, kamu makan ya, lalu tidur (tersenyum dan menahan lapar perutnya)
 

4 Beberapa Minggu kemudian, dipinggir jalan menuju kampus, pagi hari
Cindy dan Tasya hendak menyebrang jalan sambil bercanda dan tertawa, tiba-tiba mobil kencang dan mengarah ke Cindy yang melangkah lebih dulu, Tasya melihatnya dan mendorong Cindy
            *Dari jauh, terlihat Pak Tua sedang mengayuh sepeda

Tasya: (melirik ke mobil—ke Cindy) Ciiinn!! Awassss!!!


*semuanya gelap.
Pak Tua           : (tergeletak di pinggir jalan, sepeda disampingnya)
Cindy & tasya : (terkejut)
Cindy              : Itu kan bapak yang minggu lalu nabrak gua, lu apain dia tas?
Tasya               : Tadi gua mao nolongin elu, trus tiba-tiba ada yang dorong gua dari belakang, tau-tau bapak itu uda disana.     

Awalnya Tasya yang hendak menyelamatkan Cindy, namun tak disangka Pak Tua itu melihat nya dan menyelamatkan keduanya.

Pengemudi mobil, kabur.

Cindy & Tasya : menghampiri .
Tasya:             Astaga!! Gimana nih Cin.??
Cindy :            (mengangkat Bapak Itu) Pak, kenapa Bapak malah menolong kami. Padahal kami jahat sama Bapak.
Pak Tua           : (nafas tersengal-sengal, tersenyum )lain kali lebih hati-hati ya nak,  saya punya
anak perempuan seperti kalian, sama seperti saya , orang tua kalian pasti sedih kalau melihat kalian kenapa-kenapa. Semua orang tua pasti inginn yang terbaik untuk anaknya, bahkan rela mengorbankan segala sesuatunya untuk mereka. (menarik napas)
Cindy :            Tas, telepon ambulance cepetan!
                        Pak, sabar yah, kasian nanti anak Bapak, kalau Bapak gak bertahan.
 (diiringi lagu ‘sad violin’)
Pak Tua           : Tolong jemput anak saya yah de. Sampaikan padanya kalau saya sayang padanya, dia harus rajin belajar, jangan bersedih, sampaikan maaf saya karena tidak bisa menemaninya lagi  (memejamkan matanya, sambil menyerahkan
kertas)
*kertas undangan dengan kop surat nama sebuah sekolah, dan tercantum note – kalau ayah sempat, datang yah,--
Cindy :            Pak !! Bangun!!
*kamera menuju langit



5 sore hari, setelah mengurus Pak Tua di Rumah Sakit
Cindy :            (menuju sekolah annisa) Kamu Annisa?
Annisa :           (mengangguk) kakak siapa? Ayah mana? Kenapa ayah ga datang ketemu ibu guru?  Trus, Ayah bilang nisa Ga boleh pulang sama orang lain.
Cindy :            (meneteskan air mata)
Annisa             : kenapa kakak menangis?
Cindy               : Kalau kakak bpoleh tau, ibu kamu dimana?
Annisa :           kata ayah , Ibu ada di surga, aku juga ga tau sih surga itu dimana. Lalu, nanti kita akan kesana bersama-sama. Tapi, ayah bilang itu masiihh lamaaaaa sekalii… (tersenyum polos)
Cindy :            (menghapus air matanya ) nissa pulang sama kakak yah, ayah sekarang sedang sama ibu, ayah minta maaf karena ga bisa ajak nisa, tapi kata ayah, ayah sayaaang sekali sama nisa, lalu ayah juga bilang nissa pulang sama kakak dulu.
Annisa :           (menangis) ayah nanti datang? Kenapa ayah ga bilang-bilang kalau mau pergi, nisa kan mau ikut. Nanti nisa sama siapa kalau ga ada ayah.
Cindy :            iyah, kita pulang kerumah kakak dulu yah, Nisa jangan nangis, ada kakak yang akan menemani nissa.  Sekarang, kita kerumah nisa dulu, ambil barang-barang. Nissa tau jalan kan kerumah?
Annisa             : (mengangguk) tapi nisa mau sama ayah (menangis)
Cindy              : (menggendong annisa) *music mulai


6 *music—hero
Cindy dan Annisa sampai di kolong jembatan tempat annisa tinggal, membereskan barangnya (menangis)
#cindy flash back ketika ia masih kecil bersama mami papi nya, ketika ia marah pada mami papi nya hanya karena uang, lalu mengenang Tasya yang menjadi  sahabatnya (dikampus main, dirumah curhat)  sampai pada kejadian pagi tadi#
*backsound*
“Kini gua mengerti, pahlawan itu ga Cuma ada di film-film, di negeri dongeng, maupun di jaman penjajahan. Mereka yang ada disekitar kita tanpa kita sadari. Mereka ga Cuma 1, buat gua pahlwan dalam hidup kita itu adalah Orang-orang yang rela berkorban buat hidup lu, baik itu Ortu lu (bayangan ortu Cindy—mami papi yang kerja keras & ayah annisa), Sahabat lu ( bayangan Tasya), bahkan bisa saja musuh kita, orang yang kita sepelekan, kita abaikan, kita caci maki (bayangan waktu cindy maki-maki pak tua, lalu pak Tua nolong Cindy), atau mungkin diri lu sendiri yang menjadi pahlwan bagi orang lain (bayangan cindy bawa annisa pulang kerumahnya)
Mereka semua disiapkan Tuhan untuk kita, disaat-saat yang tak terduga, dan hadir dengan cara yang tak pernah kita kira.  Jika kita peka, maka kita akan bisa melihat para Hero itu, cause “Every Body Has Heroes””


7 *blackout *
*teks*
Cindy kini bekerja paruh waktu, untuk bisa membiayai sekolah annisa. Ia menganggap Annisa seperti adiknya sendiri. Mami dan Papi pun bangga dengan sikap Cindy yang sudah mandiri sekarang.

*Cindy pulang, disambut Annisa*

Annisa             : Kak Cindy!!! (memeluk)
Mami Papi      : (melihat.)

 ------- THE END -------

Film ke 2 dari SALT PH*





No comments:

Post a Comment